Press "Enter" to skip to content

TAFSIR SURAT YASIN (AYAT 9 – 10)

0

Lanjutan terjemah TAFSIR SURAT YASIN (AYAT 4 – 8) karya Syekh Hamami Zada, semoga derajat beliau bersama leluhur dan keturunannya ditinggikan oleh Alloh SWT. Aamiin

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

SURAT YASIN

AYAT 9 – 10

وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ.

Waja’alnâ Min(m) Baini Aydîĥim Saddan(w) Wamin Kholfiĥim Saddan(g) Fa-aghsyaynâĥum Faĥum Lâ Yubshirûn[a].

(9) Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.

Latar belakang diturunkannya ayat ini berdasarkan riwayat mengenai Abu Jahal beserta teman-temannya dari Bani Makhzum. Suatu ketika Abu Jahal berjanji kepada teman-temannya itu bahwa jika ia melihat Muhammad, maka ia akan memecahkan kepalanya dengan batu. Kemudian Abu Jahal berangkat menemui Muhammad dan mendapatkannya sedang melakukan shalat. Ketika ia mengangkat batu untuk memecahkan kepala Muhammad, mendadak kedua tangannya lemas sehingga terbelit di leher dengan batu masih menempel kuat di tangannya. Baru setelah ia pulang menemui teman-temannya dan menceritakan apa yang terjadi, jatuhlah batu itu.

Salah seorang temannya berkata, “Aku akan membunuhnya (Muhammad) dengan batu ini.” Kemudian ini menemui Muhammad yang sedang shalat. Ketika ia bermaksud melempar batu itu kepada Muhammad, seketika itu Allah SWT membuatnya buta, ia hanya bisa mendengar suara Muhammad, namun tidak bisa melihatnya. Kemudian ini pulang menemui teman-temannya dalam keadaan buta. Mereka menanyakan apa yang terjadi kepadanya, ia menjawab, “Aku tidak bisa melihatnya, aku hanya bisa mendengar suaranya, sepertinya ada penghalang antara aku dengannya bagaikan binatang buas yang sedang mengibas-ibaskan ekornya, jika aku mendekatinya maka binatang itu akan menerkamku.” Setelah kejadian itu, setiap kali Abu Jahal bermaksud mencelakai Muhammad SAW, ia tidak bisa melihatnya.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ayat ini diturunkan ketika satu kelompok kaum Quraisy bermaksud mencelakai Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Pada suatu saat, Rasulullah SAW bersama para sahabatnya sedang duduk berdiskusi di depan pintu Ka’bah. Ketika itu sekelompok kaum Quraisy tadi bersepakat untuk menculik Muhammad dan para sahabatnya lalu membawanya ke gunung Abu Qubaisy untuk dibunuh secara massal, bila ada yang ingin keluar dari agama Islam maka akan dibebaskan, dan jika masih ingin mengikuti Muhammad maka akan bersama-sama dimusnahkan. Setelah berdiskusi dan bersepakat mengenai hal itu, kelompok dari bersama-sama mendatangi Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Namun, ketika mereka sampai ke tempat yang dituju, secara mendadak mereka tidak mendapati orang-orang yang mereka cari. Itu karena Allah SWT membuat suatu penghalang dari arah depan dan belakang mereka sehingga mereka tidak bisa melihat Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

Riwayat yang lain lagi menyebutkan bahwa ayat ini diturunkan karena kebencian yang sangat dari orang-orang musyrik. Suatu ketika, mereka berkumpul di satu tempat. Ketika itu ada salah seorang di antara mereka berbicara mengenai Muhammad, dia mengatakan bahwa jika dia melihat Muhammad maka dia akan berbuat ini dan itu (mencelakainya). Setelah itu, secara mendadak Rasulullah SAW ada di samping dia dan membacakan surat Yasin hingga ayat ini. Setelah sampai pada ayat ini, beliau mengambil segenggam debu dan menaburkannya ke hadapan mereka. Setelah itu, beliau pun pergi. Sambil sibuk mengibas-ibaskan debu mereka saling berbicara bahwa mereka tidak bisa melihat dan mendengar suara Rasulullah SAW.

وَسَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ.

Wa Sawâ-un ‘Alayĥim a-an(g)dzartaĥum Am Lam Tun(g)dzirĥum Lâ Yu`minûn[a].

(10) Sama saja bagi mereka, apakah kamu memberi peringatan ataukah tidak kepada mereka, mereka tidak akan beriman.

Mereka sudah ditetapkan oleh Allah SWT dalam kekufuran hingga kematian mereka, sehingga mereka menjadi bagian dari penghuni neraka. Peringatan dalam ayat di atas disampaikan sebagai bentuk hujjah (argumentasi) atas kemunkaran yang dilakukan mereka.

Bersambung …

Tinggalkan Balasan