Press "Enter" to skip to content

TAFSIR SURAT YASIN (AYAT 38)

0

Lanjutan Terjemah TAFSIR SURAT YASIN (AYAT 37) karya Syekh Hamami Zada, semoga derajat beliau bersama leluhur dan keturunanya ditinggikan oleh Alloh SWT. Aamiin

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Bismillâĥirrohmânirrohîm

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Allôĥumma Sholli Âlâ Sayyidinâ Muhammad, Allôĥumma Sholli Âlâyĥi wa Sallim

Surat Yasin

Ayat 38

وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذٰلِكَ تَقْدِيْرُ اْلعَزِيْزِ اْلعَلِيْمِ.

Wasysyamsu Tajrî Limustaqorril Laĥâ Dzâlika Taqdîrul ‘Azîzil ‘Alîm[i].

(38) Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Disebutkan dalam sebuah keterangan bahwa matahari akan berhenti berputar pada tempat edarnya ketika dunia dihancurkan dan kiamat datang. Ada juga keterangan yang menyebutkan bahwa matahari berjalan hingga ke tempat edar yang paling jauh kemudian kembali ke tempat semula, seperti itulah peredarannya. Ada satu keterangan lagi yang menyebutkan bahwa peredarannya adalah posisi tertinggi matahari pada musim panas sampai posisi terendahnya pada musim semi. Matahari akan berjalan hingga sampai pada akhir tempat edarnya.

Perlu diketahui bahwa matahari memiliki 360 tempat edar (manzilah), 180 manzilah pada musim semi dan separuhnya pada musim panas. Matahari akan terbit dari satu tempat edar hingga ke semua tempat edarnya di musim panas, lalu masuk pada tempat edar pada musim semi dan hingga ke semua tempat edar di musim itu. itulah peredaran manzilah matahari yang sempurna. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:

بِرَبِّ اْلمَشٰرِقِ وَاْلمَغٰرِبِ

“…dengan Tuhan yang mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari.” (Q.S. Al-Ma’arij : 40)

Ada 360 tempat terbit dan terbenamnya matahari. Matahari akan melalui setiap tempat terbit dan terbenamnya pada setiap tahun hingga sampai pada hari kiamat. Peredaran matahari ini merupakan ketentuan dari Yang Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dia tidak akan merasa terbebani untuk menjadikan sesuatu, karena Dia Maha Mengetahui bahwa semua itu akan menjadi kebaikan bagi semua hamba-Nya. Seperti halnya Dia menciptakan tempat edar bagi matahari, itu semua Dia ciptakan untuk kesempurnaan hamba-Nya.

Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa tempat edar matahari ada pada hari kiamat. Menurutnya, jika kiamat datang maka matahari akan terdiam di satu tempat, lalu menghilanglah cahayanya. Hal ini seperti dalam hadits berikut:

رُوِيَ عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا حِيْنَ غَرَبَتِ الشَّمْسُ يَا أَبَا ذَرٍّ أَتَدْرِيْ أَيْنَ تَذْهَبُ الشَّمْسُ قُلْتُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ قَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّهَا تَغْرُبُ وَتَذْهَبُ تَحْتَ اْلعَرْشِ فَتَسْتَأْذِنُ أَنْ تَسْجُدَ لِلَّهِ تَعَالَى فَيُأْذَنُ لَهَا ثُمَّ تَسْتَأْذِنُ أَنْ لَا تَطْلُعَ إِلَى الدُّنْيَا لِمَا رَأَتْ مِنَ اْلمَعَاصِى وَاْلمُنْكَرَاتِ فَلَا يُؤْذَنُ لَهَا بَلْ يُقَالُ لَهَا ارْجِعِيْ مِنْ حَيْثُ تَطْلُعِيْ فَتَطْلُعُ مِنْ مَشْرِقِهَا

Diriwayatkan dari Abu Dzar RA, dia berkata, “Suatu hari ketika matahari terbenam Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Abu Dzar, apakah engkau tahu kemanakah matahari itu pergi?” aku menjawab, “Hanya Allah dan Rasul-Nya lah yang mengetahuinya.” Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Abu Dzar, matahari terbenam dan pergi ke bawah Arsy, dia meminta izin kepada Allah untuk bersujud di hadapan-Nya, dia pun diizinkan. Lalu dia minta izin lagi kepada Allah untuk tidak terbit di dunia karena sering menyaksikan kemaksiatan dan kemunkaran, tetapi dia tidak diberi izin dan dikatakan kepadanya, “Kembalilah ke tempat terbitmu!” Maka diapun terbit di tempat yang semestinya dia terbit.’

Dengan demikian, matahari akan selalu terbit dan terbenam hingga datang hari kiamat. Ketika hari kiamat sudah dekat; kemaksiatan dan dosa merajalela, tidak ada yang melakukan amar ma’ruf nahyi munkar, hukum syariat sudah tidak dipergunakan, maka pada saat itu matahari bersujud di bawah Arsy selama satu malam. Dia tidak diizinkan untuk terbit, demikian juga halnya dengan bulan. Keduanya ada di satu tempat sekitar 3 malam. Namun lamanya 3 malam itu hanya diketahui oleh orang-orang yang suka bertahajjud, yaitu ketika mereka bangun dari tidurnya, mereka melaksanakan shalat, berdzikir, wirid, dan ibadah lainnya yang biasa mereka lakukan, tetapi fajar tidak juga datang. Kemudian mereka melihat bintang-bintang di langit, ternyata masih berada pada tempatnya. Mereka menyangka bahwa mereka masih terlalu malam untuk melakukan shalat malam, kemudian mereka melaksanakan tahajjud dan ibadah yang lainnya kembali, tetapi fajar masih tetap tidak juga mau datang.

Mereka merasa ketakutan dengan keadaan seperti itu, karena mereka yakin bahwa keadaan itu merupakan cirri-ciri dekatnya hari kiamat. Lalu mereka saling memberi tahu, dan berkumpul di mesjid-mesjid untuk merendahkan diri beribadah kepada Allah SWT. Mereka juga menangis karena takut kepada-Nya. Orang-orang seperti ini akan ditemukan di setiap negara, tetapi jumlah mereka hanya sedikit dan mereka juga adalah golongan yang paling terhina dan miskin diantara yang lainnya. Setelah sempurna 3 malam, Allah memerintahkan matahari untuk kembali ke tempat terbenam (maghrib). Ketika matahari terbit dari arah maghrib tersebut, maka hari kiamat telah sangat dekat. Matahari dan bulan menangis dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT. Tangisan keduanya menyebabkan menangis pula seluruh makhluk yang ada di langit, bumi, dan di tujuh lapisan langit.

Ketika matahari terbit dari arah maghrib, ada suara dari langit, “Ketahuilah, bahwa matahari telah terbit dari arah maghrib!” Mendengar teriakan itu, seluruh penghuni bumi menangis, menyerahkan diri kepada Allah SWT dan melihat ke langit, matahari dan bulan keduanya menanggalkan sinarnya hingga menjadi gelap. Kemudian mereka berkumpul di satu tempat, seperti firman-Nya:

وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَاْلقَمَرُ

“dan dikumpulkanlah matahari dan bulan.” (Q.S. Al-Qiyamah : 9)

Pada hari itu, tangisan penghuni bumi tidaklah berguna sama sekali. Ketika matahari dan bulan sudah sampai ke pertengahan langit, muncullah malaikat Jibril AS membawa perintah dari Allah SWT untuk mengembalikan keduanya dari arah maghrib. Di arah maghrib itu ada satu pintu bernama pintu taubat. Lebarnya pintu sepanjang perjalanan 7000 tahun. Matahari dan bulan terbenam ke dalam pintu itu. Setelah itu ditutuplah pintu taubat dan penyesalan. Lalu terbitlah matahari dari arah terbitnya (masyriq) seperti biasanya hingga kiamat datang. Namun, jarak dari kejadian itu menuju kiamat tidaklah panjang. Sehingga disebutkan bahwa jika seorang wanita melahirkan, maka dia tidak sampai sempat menggendong bayinya karena datangnnya kiamat itu.

Bersambung …

Tinggalkan Balasan