Press "Enter" to skip to content

TAFSIR SURAT YASIN (AYAT 36)

0

Lanjutan Terjemah TAFSIR SURAT YASIN (AYAT 33 – 35) karya Syekh Hamami Zada, semoga derajat beliau bersama luluhur dan keturunanya ditinggikan oleh Alloh SWT. Aamiin

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Bismillâĥirrohmânirrohîm

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Allôĥumma Sholli Âlâ Sayyidinâ Muhammad, Allôĥumma Sholli Âlâyĥi wa Sallim

SURAT YASIN AYAT 36

سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ اْلأَزْوٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ اْلأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ.

Subhânal Ladzî Kholaqol Azwâja Kullaĥâ Mimmâ Tun(m)bitul Ardhu wamin An(g)fusiĥin wa Mimmâ Lâ Ya’lamûn[a].

(36) Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

Yang dimaksud dengan kata al-azwâj (pasang-pasangan) dalam ayat ini adalah berbagai ciptaan, sedangkan maksud kalimat mimmâ tunbitu al-ardlu (dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi) adalah buah-buahan dan kacang-kacangan, dan yang dimaksud dengan kalimat wa min anfusihim (dan dari diri mereka) adalah laki-laki dan perempuan, serta yang dimaksud dengan kalimat mimmâ lâ ya’lamûn (dari apa yang tidak mereka ketahui) adalah makhluk yang ada di daratan dan di lautan.

Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kalimat mimmâ lâ ya’lamûn (dari apa yang tidak mereka ketahui) adalah apa yang diciptakan oleh Allah SWT di langit, bumi, gunung, dan lautan.

Sedangkan menurut tafsir Syekh al-Wahidiy yang dimaksud dengan kalimat mimmâ lâ ya’lamûn (dari apa yang tidak mereka ketahui) adalah bahwa Allah menciptakan seribu macam hewan, 600 jenis hewan laut dan 400 jenis hewan darat yang satu sama lain tidak sama bentuk, dan bahasanya. Hal ini seperti disebutkan oleh Allah SWT dalam surat al-Rûm:

وَاخْتِلٰفِ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوٰنِكُمْ إِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَأٰيٰتٍ لِّلْعٰلِمِيْنَ.

“…dan perbedaan bahasa dan warna kalian. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (Q.S. al-Rûm : 22)

Artinya, Allah SWT menciptakan semua makhluk-Nya berpasang-pasangan; tidak sendirian. Dia menciptakan langit berpasangan dengan bumi, surga dengan neraka, matahari dengan bulan, dunia dengan akhirat, malam dengan siang, ilmu dengan amal. Dia juga menciptakan manusia berpasang-pasangan; laki-laki dengan perempuan. Dia menciptakan musim dingin dengan musim panas. Dzat yang menciptakan itu semua terbebas dari kebutuhan akan isteri, anak, atau teman sekali pun, tidak ada satu pun yang dapat menyerupai-Nya di langit ataupun di bumi.

Dalam tafsir yang lain disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kalimat mimmâ lâ ya’lamûn (dari apa yang tidak mereka ketahui) adalah bahwasanya Allah SWT menciptakan 70 gunung di balik gunung Qaf. Di balik setiap gunung itu terdapat bumi yang putih seperti perak dan bening seperti kaca, dan di dalam bumi yang putih itu terdapat satu kehidupan yang tidak dapat diketahui kecuali hanya oleh mereka saja. Mereka tidak mengenal keturunan nabi Adam AS dan keturunan nabi Adam AS juga tidak mengetahui mereka.

Rasulullah SAW bersabda, “Pada malam aku dimi’rajkan oleh Allah, aku melihat sebuah kota di balik gunung Qaf yang dipenuhi oleh Bani Adam. Ketika mereka melihatku mereka berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah memperlihatkan kepada kami wajahmu wahai Muhammad.’ Mereka menyatakan beriman kepada kepadaku, lalu aku ajarkan kepada mereka berbagai hukum syariah. Setelah itu aku bertanya kepada mereka, ‘Siapakah kalian ini?’ Mereka menjawab, ‘Wahai Muhammad kami adalah kaum Bani Israil. Ketika nabi Musa AS meninggal, terjadi berbagai perbedaan dan pertikaian di antara Bani Israil. Kerusakan terjadi di sana sini. Dalam sekejap mereka membunuh 43 orang nabi. Setelah para nabi itu dibunuh, muncullah 200 orang ahli ibadah dan zuhud yang mengajak mereka kepada kebaikan dan menceegah mereka dari kemunkaran. Pada saat itu juga, Bani Israil membunuh mereka semuanya.

Setelah itu terjadilah kerusakan yang sangat memilukan, dan kami adalah orang-orang yang memisahkan diri dari mereka. Kami berangkat ke tepi pantai dan memohon kepada Allah agar menyelamatkan kami dari kejahatan mereka. Maka ketika kami sedang berdoa, mendadak terbelahlah tanah menjadi sebuah lubang dan kami masuk ke dalamnya. Kami tertanam di bawah tanah selama 18 bulan. Setelah itu kami keluar, dan sampai ke tempat ini. Nabi Musa AS selalu berwasiat kepada kami bahwa jika diantara kami ada yang melihat wajah nabi akhir zaman, Muhammad SAW, supaya menyampaikan salamnya buat dia. Segala puji bagi Allah yang telah memperlihatkan kepada kami wajah engkau, ajarilah kami al-Quran!”

Nabi pun mengajari mereka al-Quran, shalat, puasa, melaksanakan shalat Jum’at, dan beberapa hukum yang lainnya. Kemudian Nabi bertanya kepada mereka, “Aku lihat rumah kalian tidak memakai pintu, kenapa demikian?” Mereka menjawab, “Kami tidak takut satu sama lain.”

Nabi bertanya kembali, “Aku lihat pagar rumah kalian sama semua, kenapa bisa seperti itu?” Mereka menjawab, “Kami semua memiliki hati yang sama.”

Nabi bertanya kembali, “Aku lihat mesjid kalian jauh sekali dari rumah kalian, mengapa demikian?” Merekan menjawab, “Pahalanya orang yang datang ke mesjid dari tempat yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan orang yang mendatanginya dari tempat yang dekat.”

Nabi bertanya kembali, “Aku lihat di depan setiap rumah kalian ada kuburan, mengapa demikian?” Mereka menjawab, “Jika kami melihat kuburan, kami tidak akan terlena dengan kehidupan dunia karena kami tidak pernah melupakan kematian.”

Nabi bertanya kembali, “Mengapa kalian tidak ada seorang pun yang tertawa?” Mereka menjawab, “Tertawa itu akan menggelapkan hati, karenanya kami tidak tertawa.”

Nabi bertanya kembali, “Apakah diantara kalian ada yang pernah sakit?” Mereka menjawab, “Sakit itu adalah kifarat dari dosa yang diperbuat, sedang kami tidak melakukan dosa.”

Nabi bertanya kembali, “Apakah kalian bercocok tanam?” Mereka menjawab, “Ya, kami bercocok tanam, kami menitipkannya kepada Allah sampai waktunya dipanen. Ketika datang waktu panen, kami berangkat semuanya, dan mengambil seperlunya, sisanya kami tinggalkan di sana.”

Nabi bertanya kembali, “Apakah kalian memiliki binatang ternak?” Mereka menjawab, “Ya, binatang ternak kami ada di lapangan. Jika kami memerlukan kami akan mengambil seperlunya, dan meninggalkan sesisanya.”

Nabi bertanya kembali, “Aku melihat wajah kalian semuanya pucat, sedangkan kalian tidak sakit, apa yang menyebabkan itu?”Mereka menjawab, “Ini karena kami takut kepada Allah dan selalu mengingat kematian.”

Nabi bertanya kembali, “Apakah di kehidupan kalian banyak yang meninggal dunia seperti di kehidupan kami?” Mereka menjawab, “Ya, setiap tahun ada satu diantara kami yang meninggal dunia.”

Dalam kehidupan alam ghaib, kaum seperti itu banyak sekali, tetapi hanya diketahui oleh Allah SWT. Disebutkan dalam tafsir al-Syekh, bahwa dalam kehidupan alam ghaib terdapat langit, bumi, gunung, laut, arsy, kursiy, matahari, bulan, dan bintang. Alam dunia kita yang nyata bila dibandingkan dengan alam ghaib laksana setetes air di lautan.

Hal ini seperti dikemukakan dalam satu riwayat yang menyebutkan bahwa ada seseorang yang meninggal dunia. Orang yang meninggal itu dishalatkan oleh Rasulullah SAW, beliau juga mengiringi jenazahnya dan menyaksikan pemakamannya. Setelah itu, beliau pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, beliau disambut oleh Aisyah RA. Lalu Aisyah RA mengusap sorban beliau dan berkata, “Aneh, kenapa sorban dan pakaian Rasulullah basah kehujanan!” Sedangkan pada hari itu tidak turun hujan.

Melihat itu, Rasulullah SAW mengetahui bahwa Aisyah RA menyaksikan adanya hujan di kehidupan alam ghaib. Kemudian beliau bersabda, “Wahai Aisyah isteriku, di kehidupan alam ghaib juga terdapat hujan, awan, matahari, dan bulan yang tidak dapat dilihat kecuali oleh para wali dan orang-orang yang soleh.”

Itulah salah satu kejadian yang menjadi bukti atas kebenaran firman Allah SWT, “dari apa yang mereka tidak mengetahui” dalam ayat ke-36 dari surat Yasin ini.

Bersambung …

Tinggalkan Balasan