Press "Enter" to skip to content

KISAH USHFURIYAH (HADITS KE-1)

0

Bagaimana Allah SWT memperlakukan hamba-Nya yang memiliki kasih sayang terhadap sesama makhluk-Nya? Simak penjelasannya dalam kisah berikut ini:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Bismillâĥirrohmânirrohîm

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Allôĥumma Sholli Âlâ Sayyidinâ Muhammad, Allôĥumma Sholli Âlâyĥi wa Sallim

Untuk lebih menghayati makna sebuah hadits tentang hamba-hamba Allah yang memiliki kasih sayang, berikut ini ada dua kisah menarik. Kisah ini terdapat dalam kitab al-Mawa’izh al-‘Ushfuriyah karangan Syekh Muhammad bin Abu Bakar ra. Semoga Allah SWT meninggikan derajat beliau bersama leluhur dan keturunannya. Amin.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمٰنُ اِرْحَمُوْا مَنْ فِى اْلأَرْضِ يَرْحَمُكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ

“Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Orang-orang yang memiliki kasih sayang akan disayangi oleh Zat Yang Maha Penyayang, (karena itu) sayangilah segala yang ada di bumi, niscaya kalian akan disayangi oleh segala yang ada di langit.”

KISAH PERTAMA

Suatu hari Umar bin Khathab RA berjalan-jalan menelusuri lorong kota. Sesaat kemudian ia melihat seorang anak sedang bermain-main dengan burung kecil di tangannya. Umar pun menjadi iba melihat burung kecil itu dipermainkan sang bocah. Akhirnya, ia memutuskan untuk membeli burung tersebut, lalu melepaskannya ke alam bebas.

Ketika Umar RA wafat, beberapa ulama terkemuka saat itu memimpikannya dan menanyakan keadaannya di alam kubur.

“Apa yang Allah lakukan padamu, wahai Umar?”

“Allah mengampuni dan meridhaiku”, jawab Umar.

“Apakah ampunan dan ridha-Nya itu karena kedermawananmu? Ataukah karena keadilanmu? Atau karena kezuhudanmu?”

“Ketika kalian meletakan tubuhku di liang lahat, lalu menutupiku dengan tanah, lalu kalian pun pergi meninggalkanku sendirian, maka datanglah dua malaikat menghampiriku. Melihat mereka berdua, pikiranku tidak menentu dan persendianku menjadi gemetar. Mereka meraih tubuhku dan mendudukkanku untuk mereka tanya. Tetapi, mendadak muncullah suara entah dari mana datangnya, ‘Hai dua malaikat-Ku, tinggalkanlah hamba-Ku ini! Janganlah kalian buat ia takut karena Aku menyayanginya dan meridhainya. Karena ia menyayangi seekor burung kecil ketika masih hidup di dunia, maka sekarang Aku menyayanginya.”

KISAH KEDUA

Seorang hamba (ahli ibadah) dari kalangan Bani Israil berjalan melewati sebuah bukit pasir. Saat itu, Bani Israil sedang dilanda kelaparan. Hatinya pun berandai-andai, “Jika saja bukit pasir ini menjadi gandum, tentu saja bisa membuat kenyang perut orang-orang Bani Israil yang kelaparan.”

Kemudian Allah menurunkan wahyu pada salah seorang nabi dari para nabi yang diutus pada Bani Israil, “Katakanlah para orang tersebut (hamba)! Allah telah memastikan engkau memperoleh pahala sedekah gandum sebesar bukit itu!”

Jadi, siapa pun yang menyayangi hamba Allah, maka Allah pasti akan menyayanginya. Karena ketika hamba tersebut memiliki kasih sayang kepada yang lainnya, meski hanya berupa ucapan pengandaian (karena ketidakmampuan berbuat), maka ia memperoleh pahala seperti benar-benar mengerjakannya.

Wallohu A’lam Bishshowab.

Semoga bermanfaat…

Tinggalkan Balasan