Press "Enter" to skip to content

TAFSIR SURAT YASIN (AYAT 58)

0

Lanjutan Terjemah TAFSIR SURAT YASIN (AYAT 55 – 57) karya Syekh Hamami Zada, semoga derajat beliau bersama leluhur dan keturunanya ditinggikan oleh Alloh SWT. Aamiin

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Bismillâĥirrohmânirrohîm

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Allôĥumma Sholli Âlâ Sayyidinâ Muhammad, Allôĥumma Sholli Âlâyĥi wa Sallim

SURAT YASIN

AYAT 58

سَلٰمٌ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ.

Salâmun(g) Qowlan(m) Min(r) Robbin(r) Rohîm[in].

(58) (Kepada mereka dikatakan) “Salam”, sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

Diriwayatkan dari Jabir RA bahwasannya Rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa ketika penghuni surga berada dalam kenikmatan, mendadak muncul cahaya dari atas. Mereka mengangkat kepala untuk melihat cahaya itu, dan ternyata kemudian yang muncul dengan segala keagungan adalah Allah Yang Maha Mulia sambil berfirman, “Keselamatan bagi kalian wahai ahli surga.”

Itulah yang dimaksud dengan ayat ini. Allah SWT melihat mereka dan mereka pun bisa melihat-Nya. Selama mereka melihat dzat Allah SWT, mereka pun lupa akan segala kenikmatan. Karena kenikmatan menyaksikan keindahan Dzat Yang Maha Mulia jauh dibandingkan kenikmatan lainnya. Kenikmatan ini terus mereka rasakan hingga pandangan mereka terhalang kembali untuk menyaksikan-Nya. Yang tertinggal hanyalah cahaya dan keberkahan pada tiap tempat mereka. Kenikmatan menyaksikan Dzat Allah SWT ini tidak hanya sekali, tetapi seringkali.

Ada beberapa ahli tafsir yang mengatakan bahwa yang menyampaikan salam dari Allah SWT kepada para penghuni surga adalah para malaikat. Muqatil menambahkan bahwa para malaikat mendatangi tiap pintu yang dihuni para penghuni surga sambil mengatakan, “Keselamatan dari Tuhan kalian Yang Maha Penyayang atas kalian wahai penghuni surga.”

Diriwayatkan dari Ibn Abbas RA, dia mengatakan bahwa pada pintu surga yang paling bawah terdapat 70 penjaga pintu. Ketika para malaikat datang untuk mengunjungi penghuni surga, para penjaga itu berkata, “Pergilah, sekarang bukan waktunya berkunjung. Sekarang  orang-orang yang beriman sedang duduk-duduk bersama para bidadari sambil merasakan segala kenikmatan bersama mereka.” Para malaikat itu pun pergi. Setelah itu mereka datang kembali dan masuk ke dalam untuk lalu menyampaikan salam dari Allah SWT dan memberi mereka hadiah dari-Nya sambil berkata, “Sesungguhnya Allah SWT ridlo atas kalian semua.” Inilah yang dimaksud dengan ayat di atas.

Para penghuni surga mendengar ada yang menyeru, “Wahai penghuni surga, kalian akan sehat selamanya dan tidak akan terkena penyakit. Kalian juga tidak akan mati. Kalian juga selalu dalam keadaan muda. Setelah hari ini tidak akan ada lagi kebingungan, kesedihan dan sakit. Setiap saat, kalian selalu berada dalam kebaikan dan barokah. Kalian akan selalu mendapatkan makanan dan minuman, tetapi kalian tidak akan pernah buang air kecil ataupun besar. Tidak ada dahak, ludah, dan ingus pada diri kalian. Tidak akan ada lalat, nyamuk, ataupun belatung. Diri kalian selalu bertasbih dan keringat kalian wangi seperti misik dan kayu anbar.”

Pada diri penghuni surga tidak terdapat bulu-buluan, kecuali rambut, bulu mata, dan kuku. Tinggi mereka setinggi nabi Adam AS, yaitu kira-kira 60 dzira’ (+ 30 meter). Usia mereka seusia nabi Isa AS, yaitu 33 tahun. Ketampanan mereka seperti nabi Yusuf AS. Suara mereka seperti suara nabi Dawud AS. Dan akhlak mereka seperti akhlaknya nabi Muhammad SAW.

Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudriy bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Satu tempat yang paling rendah untuk penghuni surga mempunyai 72 ruangan yang terbuat dari mutiara. Setiap ruangan ada kursi yang terbuat dari permata. Pada setiap kursi ada 70 tempat tidur yang terbuat dari intan permata. Di pinggir tempat tidur ada beberapa bantal yang indah. Pada setiap tempat tidur itu terdapat bidadari yang memakai 70 macam sutera. Dari balik sutera itu terlihat badannya, hingga sumsum di dalam tulangnya pun bisa terlihat. Jika salah seorang bidadari itu melihat ke dunia, maka cahaya matahari dan bulan kalah dengan cahaya kecantikannya. Jika saja setetes air keluar dari mulutnya dan jatuh ke lautan, maka air laut akan menjadi tawar karena manisnya air yang keluar dari mulut bidadari itu.”

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa bagi tiap orang yang beriman diberi sebuah tenda dari permata. Luas tiap tendanya 70 mil. Pada empat penjuru terdapat kursi. Pada tiap kursi terdapat bidadari. Tiap bidadari itu tidak sendiri, kecuali selalu ada yang menggandengnya.

Ada empat macam sungai yang terdapat di surga, yaitu sungai madu, sungai susu, sungai arak, dan sungai air. Tetapi ada juga yang menyebutkan bahwa di surga ada satu macam sungai, tetapi airnya memiliki 100 macam rasa. Sungai-sungai mengalir diantara pepohonan. Kebun-kebun dan gedung-gedung tidak termasuk ke dalam sungai yang empat macam di atas.

Jika para penghuni surga telah masuk ke dalam surga, maka yang pertama kali diminum ialah air dari sungai susu, karena susu merupakan makanan pertama yang dikenal tiap orang ketika lahir ke dunia. Kemudian mereka akan minum dari sungai madu, karena madu menjadi obat ketika di dunia. Kemudian mereka minum dari sungai air, karena air merupakan sumber kehidupan di dunia. Dan yang terakhir mereka akan minum dari sungai arak, karena arak menjadi penyebab kesenangan dan kebahagiaan, dan surga merupakan tempat bersenang-senang, kebahagiaan, dan kekekalan. Setelah itu, tidak ada lagi kebingungan dan kesedihan yang dirasakan oleh mereka.

Said bin al-Musayyib berkata, “Abu Hurairah RA pernah  berkata kepadaku, “Wahai Said, mintalah kepada Allah untuk mempertemukan aku dan engkau di pasar surga.” Aku bertanya kepadanya, “Wahai Abu Hurairah, apakah di surga ada pasar?” Dia menjawab, “Tentu, pada hari Jum’at, para penghuni surga berkumpul di pasar kebaikan dan keindahan. Jika datang angin dari bawah Arsy, menyebarlah wewangian kepada mereka. Lalu hujan sutera turun untuk pakaian mereka. Mereka pun menunggangi buroq dan kembali ke tempat masing-masing. Isteri-isteri mereka berkata, “Sungguh engkau kelihatan semakin tampan.” Demikian juga keluarga mereka bertambah kebaikannya.”

Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa jika datang hari Jum’at, maka para malaikat akan mendatangi para penghuni surga dengan berkendaraan buroq yang memiliki sayap. Jika buroq itu ditunggangi orang-orang yang beriman maka mereka akan terbang. Dalam perjalanan mereka akan menemukan gunung dari gula. Dari gunung itu keluar banyak sungai dan mata air. Tumbuhlah berbagai macam pohon. Di setiap cabang pohonnya terdapat burung yang terus menerus bernyanyi. Mereka pun turun dari buroq dan mendatangi tempat itu, minum dari mata air dan sungai. Mereka pun didatangi oleh burung-burung atas kehendak Allah, dan mereka pun bisa memakan burung itu. kemudian mereka pun menunggangi lagi buroq dan meninggalkan tempat itu.

Di hadapan mereka ada gunung dari wewangian yang mengeluarkan berbagai macam sungai. Di tempat itu mereka melihat banyak gedung dan kubah serta kursi dari intan mutiara. Pada bangunan itu terdapat para nabi dan orang-orang yang mati syahid sedang duduk-duduk. Ketika para nabi dan syuhada melihat mereka, mereka pun dijamu dengan berbagai macam makanan dan minuman dari wadah yang terbuat dari permata. Setelah itu menyebarlah wewangian dari bawah gunung kepada mereka, dan tiba-tiba cahaya menyambar mereka dengan mengirimkan baki-baki yang dipenuhi dengan makanan yang sangat bersih. Tidak terlihat siapa yang memberi makanan itu kepada mereka.

Kemudian datang seruan, “Wahai orang-orang yang bertakwa, dulu di dunia kalian dilarang untuk merasakan kelezatan dan kenikmatan semua ini, tetapi sekarang, makanlah kelezatan dan kenikmatan yang ada di surga!” Mereka pun berkata, “Wahai Tuhan kami, dulu di dunia Engkau berjanji bahwa kami bisa melihat Engkau, sedangkan Engkau sekali pun tidak pernah mengingkari janji.” Ketika mereka mengucapkan kata-kata itu, mendadak muncul cahaya dan tersingkaplah penghalang dari mereka, lalu muncullah keindahan Dzat Allah SWT dan bisa dilihat dengan jelas seperti menyaksikan bulan purnama.

Ketika orang-orang yang beriman itu menyaksikan Dzat Allah SWT, mereka pun tunduk di hadapan-Nya dan berteriak hingga teriakan mereka sampai ke Arsy. Setelah peristiwa itu mereka pun meneruskan makan makanan yang bersih dan suci. Mereka semua tenggelam dalam kenikmatan surga yang tiada taranya.

Bersambung …

Tinggalkan Balasan