Press "Enter" to skip to content

TAFSIR SURAT YASIN (AYAT 47 – 50)

0

TERJEMAH TAFSIR SURAT YASIN AYAT 47 – 50

Lanjutan Terjemah TAFSIR SURAT YASIN (AYAT 41 – 46) karya Syekh Hamami Zada, semoga derajat beliau bersama leluhur dan keturunanya ditinggikan oleh Alloh SWT. Aamiin

Surat Yasin

Ayat 47 – 50

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Bismillâĥirrohmânirrohîm

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Allôĥumma Sholli Âlâ Sayyidinâ Muhammad, Allôĥumma Sholli Âlâyĥi wa Sallim

وَإِذَا قِيْلَ لَهُمْ أَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللهُ قَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْآ أَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَآءُ اللهُ أَطْعَمَهٗۤ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ.

Wa-idzâ Qîla Laĥum An(g)fiqû Mimmâ Rozaqokumullôĥu Qôlal Ladzîna Kafarû Lilladzîna Âmanû Anuth’imu Man(l) Law Yasyâ`ullôĥu Ath’amaĥû In An(g)tum Illâ Fî Dholâlin(m) Mubîn[in].

(47) Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Nafkahkanlah sebagian dari rejeki yang diberikan Allah kepadamu,” maka orang-orang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata.”

Pada waktu itu, orang-orang mu’min menyuruh orang-orang kafir Mekah untuk menafkahkan sebagian rejeki mereka kepada orang-orang yang miskin. Tetapi orang-orang kafir itu menjawab, “Kami tidak akan memberi makan orang yang tidak diberi makan oleh Allah.”

Ucapan seperti itu biasanya dikatakan oleh orang-orang yang bakhil, “kami tidak akan memberi makan kepada orang yang tidak diberi makan oleh Allah.” Pendapat mereka ini tidaklah benar, karena Allah SWT membuat sebagian orang kaya dan sebagian yang lainnya miskin merupakan ujian bagi mereka. Dia menghalangi kekayaan bagi orang miskin bukan karena Dia bakhil, Dia juga menjadikan seseorang kaya bukan karena Dia membutuhkan hartanya. Allah SWT membuat itu semua adalah untuk menguji orang kaya dengan orang miskin sambil mendatangkan kewajiban berinfak (zakat). Tidak ada seorang pun yang bisa menentang keinginan dan kebijakan Allah SWT terhadap makhluk-Nya.

Oleh karena itu, orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, “Ternyata kalian berada dalam ajaran yang salah. Kenapa kalian terus-menerus mengikuti Muhammad dan meninggalkan apa yang menjadi kebaikan kalian dari kami. Kalau begitu kalian adalah orang-orang yang berada dalam kesesatan yang nyata.”

Ayat ini merupakan bentuk sanggahan Allah kepada orang-orang kafir, seolah-olah Allah berfirman, “Wahai orang-orang kafir, tidaklah kalian melainkan dalam kesesatan yang nyata. Kalian telah mengucapkan kata-kata yang tidak pantas sehingga kalian tidak mau memberi sedekah kepada orang-orang miskin. Kalian telah memberikan alasan dari apa yang kalian ketahui. Ketahuilah, orang-orang miskin itu meminta rejeki kepadamu hanya dalam bentuk dzahir (nampak), hakikanya mereka meminta rejeki kepada-Ku, karena harta yang kalian miliki adalah milik-Ku dan kalian hanyalah seorang hamba. Mana mungkin hamba memiliki harta tuannya?”

Orang-orang yang beriman berkata kepada orang-orang kafir, “Kalian tidak beriman kepada Allah, tidak juga memberi sedekah kepada faqir miskin, bagaimana nanti keadaan kalian di hari kiamat? Bagaimana kalian bisa mempertanggungjawabkan perbuatan kalian di akhirat nanti?”

وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا اْلوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ.

Wayaqûlûna Matâ Ĥâdzal Wa’du In(g) Kun(g)tum Shôdiqîn[a].

(48) Dan mereka berkata, “Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?”

Mendengar orang-orang mu’min tadi, orang-orang kafir menentangnya dengan menanyakan kapan hari kiamat itu, kapan siksaan itu datang.

مَا يَنْظُرُوْنَ إِلَّا صَيْحَةً وّٰحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ.

Mâ Yan(g)zhurûna Illâ Shoihatan(w) Wâhidatan(g) Ta`khudzuĥum Waĥum Yakhishshimûn[a].

(49) Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.

Ibn Abbas RA mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kata shaihah (satu teriakan) adalah tiupan yang pertama. Artinya mereka akan mempeributkan segala masalah dunia seperti jual beli, mereka juga bercakap-cakap di pasar-pasar dan tempat lainnya.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

لَتَقُوْمَنَّ السَّاعَةُ وَنَشَرَ رَجُلَانِ ثَوْبَهُمَا يَتَبَايَعَانِهِ فَلَا يَطْوِيَانِهِ بَلْ يَمُوْتُوْنَ فَجْأَةً لَتَقُوْمَنَّ السَّاعَةُ وَالرَّجُلُ قَدْ رَفَعَ أَكْلَتَهُ إِلَى فِيْهِ فَلَا يُطْعِمُهَا وَلَتَقُوْمَنَّ السَّاعَةُ وَالرَّجُلُ يَسْقِيْ مَاشِيَتَهُ وَلَا يَرْفَعُ قَدَمَيْهِ وَلَتَقُوْمَنَّ السَّاعَةُ وَالرَّجُلُ يَرْفَعُ اْلمِيْزَانَ وَلاَ يَخْفَضُهُ

“Hari kiamat pasti akan datang; jika ia datang maka dua orang yang menggelar pakaian untuk dijual, keduanya tidak akan bisa sampai melipat pakaiannya, melainkan mereka akan mati tiba-tiba. Hari kiamat pasti akan datang; jika ia datang maka seseorang yang mengangkat makanan untuk dimasukkan ke dalam mulutnya, ia tidak sampai bisa memakannya. Hari kiamat pasti akan datang; jika ia datang maka seseorang yang akan melangkahkan kakinya, ia tidak akan sempat bisa melangkahkannya. Hari kiamat pasti akan datang; jika ia datang maka seseorang yang mengangkat timbangan, tidak tidak akan sempat bisa menurunkannya lagi.”

فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ إِلٰۤى أَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ.

Falâ Yastathii’âna Taushiyatan(w) Walâ Ilâ Ahliĥim Yarji’ûn[a].

(50) Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiat pun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya.

Jika hari kiamat datang, orang-orang tidak akan mampu untuk membuat satu wasiat pun, tidak bisa pulang ke rumahnya masing-masing, dan tidak memiliki apapun.

Bersambung …

Tinggalkan Balasan