Press "Enter" to skip to content

TAFSIR SURAT YASIN (AYAT 11 – 12)

0

Lanjutan Terjemah TAFSIR SURAT YASIN (AYAT 9 – 10) karya Syekh Hamami Zada, semoga derajat beliau bersama luluhur dan keturunanya ditinggikan oleh Alloh SWT. Aamiin

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

SURAT YASIN

AYAT 11 – 12

إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِاْلغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْرِفَةٍ وَّأَجْرٍ كَرِيْمٍ.

Innamâ Tun(g)dziru Manit Taba’adz Dzikro wa Khosyiar Rohmâna Bilghoybi Fabasysyirĥu Bimaghfirotin(w) wa Ajrin(g) Karîm[in].

(11) Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.

Allah SWT berfirman kepada Muhammad SAW, “Wahai Muhammad, al-Quran yang kau gunakan untuk memberi peringatan. Peringatan itu tidak akan berguna kecuali apabila disampaikan kepada orang yang beriman kepada-Ku dan kerasulanmu. Berguna untuk orang yang mengikuti hukum al-Quran dan al-Hadits. Berguna untuk orang yang selalu mengingat-Ku dengan hati dan lisannya dengan tanpa diketahui oleh siapa pun. Dan berguna untuk orang yang takut akan siksaan yang telah diberitakan dalam al-Quran dan al-Hadits. Maka siapa pun orangnya yang memiliki sifat seperti itu, berilah dia kabar gembira. Allah SWT akan mengampuni semua dosanya, memasukannya ke dalam surga, dan memberinya pahala yang sangat banyak.”

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِ اْلمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَءَاثٰرَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنٰهُ فِيۤ إِمَامٍ مُبِيْنٍ.

Innâ Nahnu Nuhyil Mautâ wa Naktubu Mâ Qoddamû wa Âtsâroĥum wa Kulla Syay-in Ahshoinâĥu Fî Imâmin(m) Mubîn[in].

(12) Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan; dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauhul Mahfuzh).

Maksudnya Allah SWT akan menghidupkan orang-orang yang mati di hari kiamat; atau menghidupkannya di alam kubur untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh malaikat Munkar dan Nakir; atau menghidupkan hati-hati yang telah mati dengan peringatan yang disampaikan oleh Muhammad SAW.

Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan

Maksudnya “Kami memerintahkan dua malaikat mulia (Rakib Atid) untuk mencatat setiap perbuatan yang mereka lakukan, yang baik maupun yang jelek”. Beberapa ahli tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “bekas-bekas yang mereka tinggalkan” adalah langkah-langkah mereka menuju mesjid. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Ibn Abbas mengenai sebab-sebab diturunkannya ayat ini.

Ada sebuah kabilah dari kaum Anshar yang mengadu kepada Nabi SAW karena letak rumah mereka yang jauh dari mesjid. Oleh karena itu, mereka bermaksud untuk membangun rumah mereka di sekitar mesjid. Lalu Allah SWT menurunkan ayat ini, yaitu “dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan”. Maka, orang yang mendatangi mesjid dari tempat yang lebih jauh lebih besar pahalanya daripada orang dari tempat yang dekat. Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِمَا يَمْحُو اللهُ بِهِ اْلخَطَايَا وَتُرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتُ إِسْبَاغُ اْلوُضُوءِ عَلَى اْلمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ اْلخُطُوَاتِ إِلَى اْلمَسْجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ

“Ketahuilah, aku akan memberitakan sesuatu yang jika dikerjakan, Allah akan menghapus semua kesalahan dan mengangkat sampai beberapa derajat, yaitu menyempurnakan wudhu dalam kondisi yang dibenci; memperbanyak langkah menuju mesjid; dan menunggu datangnya waktu shalat setelah melaksanakan shalat.”

أَعْظَمُ النَّاسِ أَجْرًا فِى الصَّلاَةِ أَبْعَدُهُمْ مُمْشًى إِلَى اْلمَسْجِدِ، وَالَّذِيْ يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ بَعْدَ الصَّلاَةِ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ اْلإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنَ الَّذِيْ يُصَلِّيْ ثُمَّ يَنَامُ ثُمَّ يُصَلِّي

“Orang yang paling besar pahalanya dalam melaksanakan shalat adalah orang yang paling jauh perjalanannya menuju mesjid. Dan orang yang menunggu datangnya shalat setelah melaksanakan shalat, lalu ia bisa melaksanakannya berjamaah adalah lebih besar pahalanya daripada orang yang shalat kemudian tidur lalu shalat kembali.”

Dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan “bekas-bekas yang mereka tinggalkan” adalah perbuatan sunah yang baik dan terpuji yang mereka kerjakan sewaktu mereka masih hidup. Setelah mereka meniggal, perbuatan itu dikerjakan oleh orang lain. Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ

“Barangsiapa yang melaksanakan satu perbuatan yang baik, maka dia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengikuti perbuatan itu setelahnya tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka. Dan barangsiapa yang melakukan satu perbuatan yang jelek, maka dia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang mengikuti perbuatan itu setelahnya tanpa mengurangi sedikit pun dosa mereka.”

Yang dimaksud dengan “dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauhul Mahfuzh)” adalah tidak ada satu pun perbuatan yang lolos dari penglihatan dan pengetahuan Allah SWT. Dia akan selalu menjaga, memperhitungkan dan menjelaskannya dalam Lauhil Mahfuzh (Kitab Induk yang nyata).

Bersambung …

Tinggalkan Balasan